Dinkes Kabupaten Bogor Antisipasi Penyebaran Chikungunya dan Deteksi Dini Berantas PSN

Pemerintahan134 Dilihat

Kepala  Dinas  Kabupaten  Bogor dr. Fusia Meidiawaty S.H., M.H.Kes, MARS

CIBINONG  BOGOR  –  GERBANG  WARTA  INDONESIA  //   Dinas Kesehatan  Kabupaten  Bogor   tetap  terus  melakukan langkah  antisipatif pencegahan  penyebaran  penyakit Chikungunya  disebabkan  oleh  gigitan nyamuk Aedes aegypti  dengan  vaktor  yang  sama  disebut  penyebab  Demam Berdarah Dengue (DBD).

Selaku  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia  Meidiawaty mengatakan  bahwa  Dinas  Kesehatan  Kabupaten  Bogor  menyiapkan  rapid test  chikungunya  guna  memastikan  kasus  yang  muncul di  masyarakat  luas.

“Lanjut  Fusia  jika  hasil  rapid  positif,  maka  kami akan  segera  lakukan fogging  fokus di wilayah  tersebut. Tapi  sebelumnya, masyarakat  harus   perlu melakukan  PSN atau  Pemberantasan  Sarang  Nyamuk  terlebih  dahulu.

Rapid test chikungunya secara selektif  bagi  warga  yang  bergejala  seperti demam disertai nyeri sendi dan otot.  Nantinya  jika  warga  hasil  pemeriksaannya   kecenderungan chikungunya  maka  Dinas  Kesehatan  akan menindaklanjuti  dengan  pemeriksaan  lingkungan.

“Fogging bukan langkah pertama, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara telur dan jentiknya harus diberantas lewat PSN. Kalau fogging dulu, seminggu kemudian nyamuk akan muncul lagi,” jelasnya.

Fusia Meidiawaty menegaskan, PSN dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat melalui gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta Plus menggunakan lotion antinyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah.

“Perindukan nyamuk Aedes aegypti biasanya ada di air yang bersih dan bening seperti di talang air, dispenser, atau wadah bekas di kebun. Karena itu, PSN harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di dalam rumah tapi juga di lingkungan sekitar,” tambahnya.

Kadinkes menyebut bahwa tren kasus chikungunya di Kabupaten Bogor hingga pertengahan Oktober 2025 masih dalam kondisi terkendali dan belum menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, Dinas Kesehatan tetap siaga menghadapi masa pancaroba, karena pada periode ini risiko perkembangbiakan nyamuk biasanya meningkat.

“Kami sudah menyiapkan surat edaran kepada seluruh puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit akibat vektor menjelang musim hujan. Dari puskesmas nanti akan diteruskan ke kecamatan dan desa agar masyarakat melakukan gerakan kebersihan lingkungan,” ungkapnya.

Dinkes  menghimbau  kepada  warga  atau  masyarakat  agar  tidak menyepelekan gejala demam dan  nyeri  sendi, serta segera melapor ke puskesmas atau bidan desa terdekat agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Chikungunya  sembuh sendiri dalam waktu dua minggu, tergantung daya tahan tubuh. Tapi kalau gejalanya berat, seperti nyeri sendi hebat atau tidak bisa berjalan, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” pungkasnya.

Melalui upaya deteksi dini, PSN, dan koordinasi lintas sektor, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor berkomitmen menjaga masyarakat tetap sehat dan aman dari ancaman penyakit chikungunya maupun DBD.

(  Publikasi  / Herta )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *